Di tengah krisis ekonomi dunia, pariwisata Indonesia tetap tumbuh. Pertumbuhan pariwisata ini di topang oleh kunjungan wisatawan mancanegara. Laporan Badan Pusat Statistik menunjukan, pada semester I - 2012, jumlah wisatawan mancanegara naik 7,75 persen. Pada periode tersebut, jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia sebanyak 3.876.310 orang, meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun 2011 yang sebanyak 3.597.632 orang.
Pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas bumi, kelapa sawit, serta karet olahan. Dalam lima tahun terakhir, peringkat devisa pariwisata terus bersaing dengan komoditi ekspor lainnya.
Tahun 2006, peringkat devisa pariwisata berada di urutan keenam dengan nilai 4,45 miliar dollar AS, meningkat ke urutan kelima pada 2007 ( 5,34 miliar dollar AS ), melaju ke peringkat keempat pada 2008 ( 7,37 miliar dollar AS ), dan menempati peringkat ketiga pada tahun 2009 dengan nilai 6,29 miliar dollar AS. Tahun 2010, devisa pariwisata di urutan keempat dengan nilai 7,60 miliar dollar AS. Tahun 2011, devisa pariwisata menembus angka 8,5 miliar dollar AS dan menempatkannya di peringkat kelima penyumbang devisa negara. Peningkatan devisa negara ini bersumber dari kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.
Kekuatan pariwisata dalam menghimpun devisa negara terletak pada kemampuan mengemas dan memasarkan obyek wisata. Dengan mengemas paket wisata secara menarik, wisatawan mancanegara diharapkan tidak hanya datang ke satu tempat wisata, tetapi juga singgah ke beberapa lokasi.
Selain itu, perlu juga mendorong lebih banyak terwujudnya event tetap berskala besar dan fokus dalam penggarapannya. Jember Fashion Carnaval, misalnya, salah satu event yang rutin diselenggarakan tiap tahun di Jember, sudah dikenal di mancanegara. Wisata konvensi atau MICE ( meeting, incentive, convention, and exhibition ) juga dapat menjadi alernatif untuk mendongkrak belanja wisatawan mancanegara. Di Indonesia sudah ada 13 destinasi MICE unggulan.
Pengelolaan akomodasi dan infrastruktur juga menjadi kunci untuk menigkatkan lama tinggal para wisatawan mancanegara. Jika ini masih dilakukan , potensi devisa akan semakin meningkat dan hal ini baik untuk menahan penurunan devisa akibat defisit neraca perdagangan
( MG RETNO SETYOWATI / LITBANG KOMPAS )
Sumber : Harian KOMPAS,, Sabtu, 1 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar